インドネシア専門、翻訳・通訳、ビザ・現地視察・旅行手配| カリウングの伝統ウェウェハン奉り

株式会社JCインターナショナルは企業様のインドネシア現地視察、現地法人立ち上げのお手伝い、カスタマイズ旅行をしたい個人様など幅広いニーズにお応えします。また、映像・書籍・ビジネス文書等の翻訳、通訳、インドネシア語・日本語の教育、 印刷物・出版物、インドネシアに関する各種コンサルティングなどインドネシアに関心をお持ちの個人様・企業様問わずサポート致します。

Home新着一覧 > カリウングの伝統ウェウェハン奉り

カリウングの伝統ウェウェハン奉り

2017/12/13 16:49

テーマ:

 | 

カリウングの伝統ウェウェハン奉り

 

皆さんごきげんよう。去る6月、私の育った村でのお祭りについてお話ししました。今回はそのときお約束した、年の瀬のお祭りについてご紹介しましょう。

 

12月1日はインドネシアの祝日「モハメッド生誕祭」、預言者モハメッドに対する敬意と歓喜を表現する記念日です。預言者の生誕祭はインドネシア祝日の中でも重要なもののひとつで、各都市で大きな祝いのお祭りが催されます。グレベッ・マウルッドというパレードでは「グヌンガン」(山の意)と呼ばれる巨大な供物が登場します。「グヌンガン」は農作物やお菓子とコインなどでできていて、お神輿のように担がれてモスクに運ばれ、ウラマー(イスラム教の法学者)の祝福を得た後、地域の人々に分配されます。グレベッ・マウルッドでお裾分けをいただいた観客は、翌年多くの幸運を得られると信じられています。

 

私の育った村、中部ジャワ州クンダル郡カリウングでの生誕祭はちょっと独特で、ウェウェハン(WEH WEHAN)またはクトウィナン(KETUWINAN)と呼ばれる伝統の祭りが行われます。ウェウェハンは、預言者モハメッドの生誕と聖天を記憶するために、カリウングやその周辺にイスラム教を伝道した法学者たちによって数百年来続けられている伝統行事で、夕方の祈りの後の4時頃から翌日まで続きます。村人は隣家や親族を訪ね、互いに食べ物をプレゼントし合います。

 

ウェウェハンの伝統はカリウングの町でしか行われません。名の由来はジャワ語の「weweh」=与える、という言葉から、クトウィナンは「tuwi」あるいは「tilek」というジャワ語で「訪問」や「集い」という意味です。つまりウェウェハン、クトウィナンとは隣家や友人、親族や兄弟を互いに訪問し、集い合うと言う意味なのです。カリウングの人々が伝統料理を用意してそれぞれの家の前に盛り付け饗する様子は、まるで出店のように見えます。ごちそうを持ってきた隣家の人は、訪れた家のごちそうをもらって帰ります。この伝統料理は「スンピル」と呼ばれ、ご飯を竹の葉で包んだ三角形の「ちまき」のような料理です。辛い椰子のサンバルとあえていただきます。

 

また、伝統的な風習として「テンテガン」という竹の繊維や紙で作って油ランプを灯したランタンが伝えられ、祭りの間家々の戸口を飾ります。昔は飛行機や船、動物などの形に限られていましたが、しだいに創造性が発揮され、油ランプから電灯に変わりました。近頃では手軽さが受けて色とりどりの電球にしている人もいます。

 

こんな独特のお祭りがある私の村、面白いでしょう?興味ある方は、私に連絡してくださいね。

 

TRADISI WEHWEHAN DI KALIWUNGU

 

 

Apa kabar, di bulan Juni 2017 lalu saya menceritakan tentang salah satu Festival di desa tempat saya dibesarkan. Dan saya berjanji akan menulis lagi Festival lain yang ada di Desa saya menjelang akhir tahun.

 

 

Pada 1 Desember 2017 mendatang akan ada libur nasional di Indonesia yaitu Libur MAULID NABI.  Peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Karena Maulid Nabi adalah salah satu hari libur besar di Indonesia, banyak perayaan diadakan di kota-kota besar. Pada ritual Grebeg Maulud diadakan persembahan yang dikenal dengan nama GUNUNGAN, gunungan dibawa kemasjid dan diberkati oleh ulama setelah itu dibagikan ke masyarakat. Gunungan itu mengandung hasil pertanian, makanan ringan olahan, dan koin. Jika seorang penonton menerima barang-barang ini selama ritual Grebeg Maulud, menurut cerita mereka akan mendapat untung banyak di tahun kedepan.

 

Nah ditempat saya dibesarkan cara memperingatinya berbeda . Dalam menyambut libur maulud Nabi, masyarakat Kaliwungu-Kendal (, melakukan tradisi WEH WEHAN atau KETUWINAN.  Mereka berkunjung kepada tetanga ataupun kerabat, serta saling memberikan makanan. Weh wehan mulai dilakukan usai Ashar (16:00)hingga esok harinya. WEH WEHAN sudah berlangsung ratusan tahun lalu. Tradisi itu dilakukan oleh para ulama penyebar agama Islam di Kaliwungu dan sekitarnya, dengan tujuan untuk memperingati hari lahir dan meninggalnya Nabi Muhammad.

 

Tradisi weh wehan atau ketuwinan hanya dapat dijumpai di Kota Kaliwungu. Istilah weh wehan berasal dari kata weweh (Bahasa Jawa) yang berarti memberi, sedangkan istilah ketuwinan berdasar dari kata tuwi atau tilek (Bahasa Jawa). Artinya menengok atau berkunjung atau silaturahmi. Jadi weh wehan atau ketuwinan artinya memberi atau berkunjung atau bersilaturohim kepada tetangga, teman, kerabat, atau saudara.  Masyarakat Kaliwungu, menyiapkan berbagai makanan tradisional yang dihidangkan di depan rumah masing-masih. Mereka seperti berjualan. Tetangga yang berkunjung untuk memberi makanan, akan diganti dengan makanan miliknya.  Makanan tradisional yang dihidangkan, adalah Sumpil. Sumpil terbuat dari nasi yang dibungkus oleh daun bambu (seperti ketupat) berbentuk segita. Cara memakannya dicampur dengan sambal kelapa.

 

Selain tradisi weh-wehan, tambahnya, ada juga TENG-TENGAN. Teng-tengan adalah semacam lampu lampion, terbuat dari bilah bambu dan kertas yang di dalamnya ada lampu dari minyak. Pada awalnya bentuk lampion ini masih terbatas pada bentuk pesawat, perahu ataupun bintang. Namun seiring berjalannya waktu, kreatifitaspun tumbuh. Di dalam lampion, tidak lagi lampu dari minyak, tapi sudah berganti nyala lampu listrik. Lampion biasa dipasang di depan rumah di bulan Maulud ini. Namun untuk yang suka kepraktisan biasanya teng-tengan ini diganti dengan lampu hias listrik warna-warni.

 

Nah, teman-teman ada yang ingin berkunjung ke desa saya awal December nanti ?  Hubungi saya ya …

 |